home

Minggu, 25 Desember 2016

Djam Gadang

djam gadang 

Jika ditanyakan kepada masyarakat Bukittinggi apa yang menjadi ikon dari kota berudara sejuk ini, maka dengan serempak mereka akan menjawab: Jam Gadang!
Sejak awal berdirinya, lokasi Jam Gadang merupakan jantung kota Bukittinggi. Bangunan semacam tugu setinggi 26 meter dengan bulatan jam di keempat sisi bagian atasnya ini dibangun pada tahun 1826 sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur atau Sekretaris Kota Bukittinggi waktu itu, Rook Maker. Jadi, umurnya sudah lebih dari 180 tahun. Pembangunannya diselesaikan oleh arsitek Yazin dan Sutan Gigi Ameh dan biaya pembangunan ‘hadiah’ ini mencapai 3.000 Gulden pada saat itu.
Bentuk atap Jam Gadang telah mengalami tiga kali penyesuaian dari waktu ke waktu. Pada jaman Belanda, atapnya berbentuk bulat dengan patung ayam jantan di atasnya. Pada waktu Jepang berkuasa di tanah air, mereka mengganti bentuk atapnya seperti atap klenteng. Kemudian setelah kemerdekaan diproklamirkan, bentuk atapnya diubah menjadi bergonjong empat seperti atap rumah adat Minangkabau dan bermotifkan pucuk rebung. Bagian atas Jam Gadang ini masih terlihat dari kawasan Jempatan Limpapeh yang berjarak sekitar 1 km dari lokasi.
Bulatan jam yang terletak di bagian atas di keempat sisi tugu ini berdiameter 80 cm dengan latar belakang putih sementara tulisan angka dan jarumnya berwarna hitam. Terdapat keunikan penulisan angka pada Jam Gadang. Angka empat yang seharusnya dilambangkan dengan ‘IV’ dalam bentuk Romawi, dituliskan ‘IIII’.
Jika dikaji apabila terdapat kesalahan membuat angka IV, tentu masih ada kemungkinan dari deretan daftar misteri. Tapi setidaknya hal ini tampaknya perlu dikesampingkan.
Sebagai jam hadiah dari Ratu Belanda kepada controleur (sekretaris kota), dan dibuat ahli jam negeri Paman Sam Amerika, kemungkinan kekeliruan sangat kecil. Tapi biarkan saja misteri tersebut dengan berbagai kerahasiaannya.
Namun yang patut diketahui lagi, mesin Jam Gadang diyakini juga hanya ada dua di dunia. Kembarannya tentu saja yang saat ini terpasang di Big Ben, Inggris. Mesin yang bekerja secara manual tersebut oleh pembuatnya, Forman (seorang bangsawan terkenal) diberi nama Brixlion.
Sekarang balik lagi ke angka Romawi empat, apakah pembuatan angka empat yang aneh itu disengaja oleh pembuatnya, juga tidak ada yang tahu. Tapi yang juga patut dicatat, bahwa Jam Gadang ini peletakan batu pertamanya dilakukan oleh seorang anak berusia enam tahun, putra
pertama Rook Maker yang menjabat controleur Belanda di Bukittinggi ketika itu.
Ketika masih dalam masa penjajahan Belanda, bagian puncak Jam Gadang terpasang dengan megahnya patung seekor ayam jantan. Namun saat Belanda kalah dan terjadi pergantian kolonialis di Indonesia kepada Jepang, bagian atas tersebut diganti dengan bentuk klenteng. Lebih jauh lagi ketika masa kemerdekaan, bagian atas klenteng diturunkan diganti gaya atap bagonjong rumah adat Minangkabau.
Jam Gadang yang denah dasarnya berukuran 13×4 meter ini berdiri di atas kawasan Taman Sabai Nan Aluih di depan Istana Bung Hatta. Di kawasan ini ditanam sejumlah pohon sehingga makin terasa rindang. Pemerintah daerah juga melengkapinya dengan kursi-kursi beton untuk bersantai. Taman ini selalu ramai, mulai pagi, siang, sore hingga malam hari. Tua muda selalu memanfaatkan kawasan ini untuk bersantai. Bahkan, banyak orang tua muda membawa putra-putrinya bermain di tempat ini pada sore hari.
Di kawasan ini juga tersedia andong atau sado yang disebut Bendi untuk berkeliling-keliling di kawasan pusat kota. Untuk masyarakat biasa, tarif yang dikenakan biasanya Rp 2.500 jauh dekat. Sementara khusus untuk wisatawan, tarifnya bisa membengkak hingga Rp 25.000-Rp 50.000 sesuai negosiasi.
Di dekatnya, terdapat pula Pasar Atas yang merupakan pusat perdagangan di Bukittinggi. Pasar ini biasanya ramai pada hari Rabu, Sabtu dan Minggu. Berbagai barang dijual di pasar ini, mulai dari sayur dan buah-buahan, pakaian hingga berbagai macam kerajinan tangan berupa tenun, kerajinan perak, hingga kaus dan baju yang menunjukkan citra Minangkabau. Semuanya dijual dengan harga miring.
Di Bukittinggi, banyak sekali obyek wisata yang bisa disambangi. Namun Jam Gadang biasanya menjadi sentra para wisatawan sebelum beranjak ke obyek wisata lainnya. Memilih beberapa penginapan yang berserakan di sekitar kawasan Jam Gadang juga dapat menjadi pilihan jika ingin secara leluasa melihat jam ini berpose pada waktu terang ataupun gelap, yaitu di sepanjang Jalan Laras Dt. Bandaro-jalan Soekarno Hatta-Jalan Dr. A. Rivai-Jalan Jenderal Sudirman.
Jika menengadah melihat puncak Jam Gadang pada waktu pagi hingga sore hari, kemegahannya tampak sempurna dengan didukung oleh latar belakang langit yang biru. Sedangkan pada waktu malam, temaram lampu taman yang berwarna kuning membuat taman ini tampak eksotik dan romantis. Pantang meninggalkan kawasan Jam Gadang tanpa foto



Saat kami berkunjung kesana sepanjang jalan kamu di suguhkan dengan pemandangan yang indah seakaan akan mobil yang kamu tumpangi membelah lembah (hutan) yang sangat lebat dan tibalah kami di kota padang dan beristrahat sebentar di pinggir jalan  kemudian beberapa menit kami lanjutkan perjalanan kami dengan mobil yang kami rental(cater) kemudian selang beberapa menit kami tiba di pusat kota yaitu kota bukit tiggi dimana jam gadang tersebut berada di pusat kota dan persis berada di depan istana bung karno

Senin, 07 November 2016

kuliah luar negeri dengan IPK dan TOEFL terbatas

Banyak pelajar Indonesia yang punya cita-cita besar untuk kuliah ke luar negeri.

Namun, banyak pula yang menyerah di tengah jalan. 

Ada yang merasa kemampuan bahasa Inggris-nya kurangSkor TOEFL-nya nggak mencukupi, takut kuliahnya mahal, nggak punya biaya. Mau ikut tes beasiswa minder dengan pesaing-pesaing lain yang IPK atau nilai rapornya tinggi...

Ternyata, semua masalah tersebut ada solusinya. Kuliah ke luar negeri itu mudah, asal tahu caranya. 

Berikut ini adalah cerita dari Adi, seorang mahasiswa Indonesia yang sekarang kuliah S-2 dengan beasiswa di Rusia. Boleh dibilang, perjalanan Adi untuk bisa kuliah ke luar negeri berliku-liku. Ia bukan termasuk pelajar yang rajin. Lebih suka main dan jalan-jalan daripada belajar. Alhasil, prestasi akademisnya pas-pasan banget. Ia bahkan sering mendapat teguran dari para pengajarnya.



Ingin mencoba tantangan lain, Adi-pun memberanikan diri untuk kuliah ke luar negeri. Tentu, hal ini nggak gampang, mengingat nilai rapor dan kemampuan bahasa Inggris-nya pas-pasan banget. 

Setelah melalui riset yang cukup panjang di internet dan mengikuti tes-tes beasiswa (berkali-kali gagal), Adi akhirnya berhasil merumuskan sebuah formula. Setelah formulanya diterapkan, ia langsung diterima kuliah S-2 di Rusia. Dengan beasiswa pula!



Nah, berikut tips-tips yang Adi lakukan untuk mendapatkan beasiswa di luar negeri dengan kemampuan bahasa Inggris dan IPK pas-pasan :

1. Buat motivation letter yang meyakinkan

"Motivation Letter" adalah surat motivasi yang menceritakan tentang "alasanmu belajar di negara tersebut". Biasanya, motivation letter dikirimkan bersama dengan dokumen untuk persyaratan beasiswa. 

Nah, selama ini, banyak pelamar beasiswa yang menganggap remeh kekuatan motivation letter. Padahal, surat ini akan terus menjadi pertimbangan pemberi beasiswa dan akan dilihat lagi ketika tes wawancara. Oleh karena itu, pastikan untuk membuat surat motivasi yang berkesan, disajikan dengan rapi, unik, dan berbeda dengan surat motivasi standar.


2. Cari surat rekomendasi yang kuat

Minta rekomendasi dari setidaknya dua orang dosen atau guru yang benar-benar mengenal kemampuanmu. Akan lebih baik lagi jika guru atau dosen tersebut sudah punya pengalaman mengikuti seminar internasional, atau sudah mempublikasikan jurnal internasional.

Surat rekomendasi dan motivation letter adalah faktor penentu yang cukup signifikan saat melamar beasiswa. Ada banyak kasus di mana banyak mahasiswa yang berhasil mendapatkan beasiswa, padahal nilai rapor, IPK, bahasa Inggris, nilai tes dokumen, tes tertulis, dan tes wawancaranya biasa-biasa saja.


3. Cari beasiswa "pintu belakang"

Cara yang lebih cerdas adalah dengan mencari yang disebut "beasiswa pintu belakang". Alih-alih mengikuti tes beasiswa yang pelamarnya ribuan orang, kamu bisa mencari jalur beasiswa "non-mainstream". Bagaimana caranya? Kamu bisa mencoba:
  • Kontak universitas tujuanmu. Kirimkan CV dan riwayat pendidikan. Tanyakan apakah mereka membuka jalur beasiswa independen.
  • Kontak profesor di universitas tujuanmu. Sebisa mungkin, cari profesor yang sekiranya sudah pernah menulis buku di bidang-bidang yang sudah kamu pelajari. Tawarkan diri untuk membantu risetnya (tentu, kamu harus menjelaskan kompetensimu), dan mintalah dia untuk mendanaimu kuliah di sana. Jika sang profesor menilai kamu cukup kompeten, maka ia tak akan segan membayari kuliah S-2 mu di sana dengan uang pribadinya.
  • Kontak kakak kelas, kakak angkatan yang saat ini sudah di luar negeri. Mereka pasti sudah mengetahui langsung kondisi "medan" di negara asing. Mereka juga pasti mengetahui jalur-jalur khusus untuk mendapatkan beasiswa-beasiswa "jalur belakang".

4. Tampil meyakinkan saat tes wawancara

Penampilan yang meyakinkan saat tes wawancara bisa membuat pemberi beasiswa melupakan IPK, kemampuan bahasa Inggris, atau hasil tes sebelumnya yang pas-pasan. Oleh karena itu, berikan kesan profesional, cerdas, dan bertanggungjawab saat kamu berada dalam tes wawancara.


5. Pilih negara-negara yang menggunakan bahasa non-Inggris sebagai media pengajaran

Biasanya, negara-negara non-bahasa Inggris tidak menuntut skor TOEFL/IELTS terlalu tinggi. Di negara-negara ini, kamu sering diberi kesempatan untuk belajar bahasa non-Inggris tersebut dari awal. 

Seperti pengalaman Adi, ketika mendapat beasiswa di Rusia, tahun pertamanya ia habiskan untuk belajar bahasa Rusia. Pandai-pandailah mencari negara yang juga mau memberikan beasiswa pada saat proses belajar bahasa tersebut.

Nah, itulah tips-tips dari Adi, yang bisa kamu gunakan untuk mencari beasiswa di luar negeri. 
Untuk membantu mahasiswa Indonesia meraih beasiswa ke luar negeri,
Adi menulis buku yang berjudul Jurus Kuliah ke Luar Negeri

Di buku ini, dijelaskan cara-cara mendetail untuk membuat motivation letter yang keren, surat rekomendasi ampuh, dan ratusan link untuk mencari beasiswa pintu belakang. Infonya juga lengkap banget. 

Bukunya sudah mendapatkan testimoni dari tokoh-tokoh Indonesia sebagai berikut:





Tim Inspira bersama Bapak Anies Baswedan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia periode 2014-2016


JKLN bersama Menteri Perhubungan RI periode 2014-2016, 
Bpk. Ignasius Djonan



Tidak hanya itu, berikut beberapa pembaca JKLN yang berhasil mendapatkan beasiswa kuliah ke luar negeri setelah membaca buku ini.... 



Egie Anes, pembaca JKLN yang berhasil meraih beasiswa LPDP ke Universita di Bologna, Italia



Mas Fathur, pembaca JKLN mendapatkan beasiswa Master di Thailand

Dimas Simatupang, pemenang beasiswa S-2 ke University of La Rochelle, Perancis.




Mas Bam diterima di Qatar :)



Repa Kustipia, pemenang beasiswa ke Wageningen University, India




Mas Yaqin terpilih untuk program pertukaran pelajar di UWS Australia







Jumat, 21 Oktober 2016

STORY MY LIFE

 
wahai teman sebayaku, jika engkau
mengingat awal masa mudamu dengan
kegembiraan dan menyesalinya karena
ia telah berlalu. Namun aku mengingatnya
seperti seorang narapidana
yang dipanggil kembali oleh jeruji dan
belenggu penjaranya. Engkau menganggap
tahun-tahun antara masa kecil
dan masa muda sebagai masa kejayaan
yang bebas dari kurungan dan
kesusahan. Namun aku menyebut
tahun-tahun tersebut sebagai kesunyian
yang menyedihkan yang jatuh seperti
benih yang masuk dan tumbuh
di hatiku dan tidak dapat menemukan
jalan keluar menuju dunia pengetahuan
dan kebijaksanaan. Sampai
akhirnya cinta hadir dan membuka
pintu hatiku dan menyinari sudutsudutnya.
Cinta memberiku sebuah
lidah dan air mata. Orang-orang mengingat
kebun-kebun, anggrek-anggrek,
tempat-tempat pertemuan, pojok-pojok
jalanan yang menyaksikan permainanmu
dan mendengarkan bisikanmu yang lugu.
Aku juga mengingat tentang sebuah
tempat yang indah di sambori bima ntb
. Tiap kali kututup mataku, aku
melihat lembah-lembah itu penuh
dengan sihir dan ambisi, gunung-gunung
yang tertutup oleh kemuliaan
dan kebesaran itu berusaha untuk
meraih langit. Tiap kali aku menutup
telingaku dari kebisingan kota, aku
mendengar gemericik air sungai dan
gemerisik dahan-dahan. Semua keindahan-
keindahan itu -yang kubicarakan
sekarang dan kuamati seperti
seorang anak kecil yang terpisah
dari susu ibunya— melukai jiwaku. la
memenjarakanku dalam kegelapan
masa muda seperti seekor burung
elang yang ada di dalam sangkar ketika
ia melihat kawanan burung terbang
bebas di langit yang luas. Lembah-
lembah dan bukit-bukit itu membakar
imajinasiku namun pikiran-pikiran
pahit menghalangi hatiku dengan
jaring tanpa harapan.
Tiap kali aku pergi ke ladang, tiap
itu pula aku kembali dengan kecewa
tanpa mengerti apa yang memicu
kekecewaanku. Tiap kali aku memandangi
langit yang kelabu aku merasa
hatiku menciut. Tiap kali aku mendengar
nyanyian burung dan celoteh
musim semi aku terluka tanpa mengerti penyebab penderitaanku. Orang bilang,
bahwa pengalaman membuat
seseorang kosong dan kekosongan
membuatnya tanpa beban. Mungkin
itu benar bagi orang-orang yang dilahirkan
dalam keadaan meninggal dan
orang-orang yang hidup seperti mayat
yang dingin. Tapi seorang pemuda
sensitif itu lebih banyak merasa dan
sedikit mengetahui. la merupakan
makhluk paling sial yang ada di bawah
matahari. Karena ia dikoyak oleh dua
kekuatan. Kekuatan pertama mengangkat
dan menunjukkanmu keindahan
hidup melalui awan mimpi-mimpi.
Sementara kekuatan kedua akaa
menjatuhkanmu ke dalam bumi, memenuhi
matamu dengan debu dan
menyergapmu dengan ketakutan dan
kegelapan.
Kesunyian itu memiliki kelembutan
dan tangan-tangan sutera. Namun
dengan jari-jari yang kuat ia menggenggam
hati itu dan membuatnya
sakit dengan kesepian. Kesunyian adalah
teman kesepian sebagaimana sahabat
kegembiraan spiritual.
Jiwa pemuda yang mengalami
kesepian seperti Lili putih yang tak
terangkai. la bergetar di hadapan angin
sepoi-sepoi yang berhembus, terbuka
hatinya di siang hari dan mengatup
kembali daun-daunnya saat bayangan
malam datang. Jika pemuda ini tidak
memiliki hiburan, sahabat atau teman
dalam permainannya maka hidupnya
akan seperti penjara yang sempit. Di
sana tidak ada yang dapat dilihatnya
kecuali sarang laba-laba. la tak akan
mendengar apa pun kecuali rayapan
serangga-serangga.
Kesepian yang membuatku terobsesi
selama masa mudaku bukan disebabkan
oleh kekurangan hiburan,
karena aku menikmatinya. Bukan juga
diakibatkan oleh kekurangan teman,
karena aku telah menemukannya.
Namun kesepian itu disebabkan oleh sebuah penyakit batin yang ringan yang membuatku mencintai kesunyian.
la membunuh kesenanganku pada
permainan dan hiburan. la memindahkan
sayap masa mudaku dari
bahuku. la membuatku seperti satu
pon air di antara gunung-gunung yang
dalam permukaan tenangnya yang
menampakkan bayang-bayang hantu
dan warna-warna awan-awan dan
pohon-pohon. Namun aku tak bisa
menemukan sebuah jalan keluar untuk
menuju samudera.
Itulah kehidupanku sebelum aku
berusia delapan belas tahun. Tahun
tersebut seperti puncak gunung dalam
hidupku. Karena ia membangunkan
pengetahuan tentang diriku dan membuatku
mengerti tentang perubahan
manusia. Di tahun tersebut aku dilahirkan
kembali dan jika seseorang
tidak dilahirkan lagi maka sisa hidupnya
akan seperti lembaran kosong
dalam buku kehidupan. Di tahun
tersebut aku melihat malaikat-malaikat
surga memandangku melalui sepasang
mata seorang perempuan cantik.
Aku juga melihat setan-setan dari
neraka mengamuk dalam hati seorang
manusia jahat, yang tidak melihat
malaikat-malaikat dan setan-setan
dalam kecantikan dan kebencian
hidup yang akan jauh bergeser dari
pengetahuan. Dan semangatnya akan terbengkalai oleh siring berjalannya waktu 
waktu itu pula aku ingin menjadi seperti apa yang aku pikirkan dan bukan apa yang di pikirkan orang lain 
THANKS A LOOT ALL PEOPLE YOUR READING MYSTORY 
my greetings
Ma'ruf Mahmud

Rabu, 09 Maret 2016

lanjutan sejarah bima

Bima atau yang disebut juga dengan Dana Mbojo telah mengalami perjalanan panjang dan jauh mengakar ke dalam Sejarah. Menurut Legenda sebagaimana termaktub dalam Kitab BO (Naskah Kuno Kerajaan dan Kesultanan Bima), kedatangan salah seorang musafir dan bangsawan Jawa bergelar Sang Bima di Pulau Satonda merupakan cikal bakal keturunan Raja-Raja Bima dan menjadi permulaan masa pembabakan Zaman pra sejarah di tanah ini. Pada masa itu, wilayah Bima terbagi dalam kekuasaan pimpinan wilayah yang disebut Ncuhi. Nama para Ncuhi terilhami dari nama wilayah atau gugusan pegunungan yang dikuasainya.
Ada lima orang ncuhi yang tergabung dalam sebuah Federasi Ncuhi yaitu, Ncuhi Dara yang menguasai wilayah Bima bagian tengah atau di pusat Pemerintah. Ncuhi  Parewa menguasai wilayah Bima bagian selatan, Ncuhi Padolo menguasai wilayah Bima bagian Barat, Ncuhi Banggapupa menguasai wilayah Bima bagian Timur, dan Ncuhi Dorowuni menguasai wilayah Utara. Federasi tersebut sepakat mengangkat Sang Bima sebagai pemimpin. Secara De Jure, Sang Bima menerima pengangkatan tersebut, tetapi secara de Facto ia menyerahkan kembali kekuasaannya kepada Ncuhi Dara untuk memerintah atas namanya.
Pada perkembangan selanjutnya, putera Sang Bima yang bernama Indra Zambrut dan Indra Komala datang ke tanah Bima. Indra Zamrutlah yang menjadi Raja Bima pertama. Sejak saat itu Bima memasuki Zaman kerajaan. Pada perkembangan selanjutnya menjadi sebuah kerajaan besar yang sangat berpengaruh dalam percaturan sejarah dan budaya Nusantara. Secara turun temurun memerintah sebanyak 16 orang raja hingga akhir abad 16.
Fajar islam bersinar terang di seluruh Persada Nusantara antara abad 16 hingga 17 Masehi. Pengaruhnya sagat luas hingga mencakar tanah Bima. Tanggal 5 Juli 1640 Masehi menjadi saksi dan tonggak sejarah peralihan sistem pemerintahan dari kerajaan kepada kesultanan. Ditandai dengan dinobatkannya Putera Mahkota La Ka’i yang bergelar Rumata Ma Bata Wadu menjadi Sultan Pertama dan berganti nama menjadi Sultan Abdul Kahir (kuburannya di bukit Dana Taraha sekarang). Sejak saat itu Bima memasuki peradaban kesultanan dan memerintah pula 15 orang sultan secara turun menurun hingga tahun 1951.
Masa kesultanan berlangsung lebih dari tiga abad lamanya. Sebagaimana ombak dilautan, kadang pasang dan kadang pula surut. Masa-masa kesultanan mengalami pasang dan surut disebabkan pengaruh imperialisme dan kolonialisme yang ada di Bumi Nusantara. Pada tahun 1951 tepat setelah wafatnya sultan ke-14 yaitu sultan Muhammad Salahudin, Bima memasuki Zaman kemerdekaan dan status Kesultanan Bima pun berganti dengan pembentukan Daerah Swapraja dan swatantra yang selanjutnya berubah menjadi daerah Kabupaten.
Pada tahun 2002 wajah Bima kembali di mekarkan sesuai amanat Undang-undang Nomor 13 tahun 2002 melaui pembentukan wilayah Kota Bima. Hingga sekarang daerah yang terhampar di ujung timur pulau sumbawa ini terbagi dalam dua wilayah administrasi dan politik yaitu Pemerintah kota Bima dan Kabupaten Bima. Kota Bima saat ini telah memliki 5 kecamatan dan 38 kelurahan dengan luas wilayah 437.465 Ha dan jumlah penduduk 419.302 jiwa dengan kepadatan rata-rata 96 jiwa/Km². selain itu Pemerintah Kota Bima Memiliki 28 Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang terdiri dari :
  1. 2 (dua) Sekretariat terbentuk dengan Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bima Serta Staf Ahli Walikota (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2008 Nomor 85) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 11 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bima Serta Staf Ahli Walikota (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2013 Nomor 144);
  2. 14 (empat belas) Dinas Daerah terbentuk dengan Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas-Dinas Daerah Kota Bima (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2008 Nomor 84) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 1 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas-Dinas Daerah Kota Bima (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2013 Nomor 139);
  3. 11 (sebelas) Lembaga Teknis Daerah terbentuk dengan Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kota Bima (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2008 Nomor 86) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 12 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kota Bima (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2013 Nomor 145);
  4. 1 (satu) Lembaga Lain terbentuk dengan Peraturan Daerah Kota Bima Nomor 5 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Sebagai Bagian Dari Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2010 Nomor 101, Tambahan Lembaran Daerah Kota Bima Nomor 102).
Sebagai sebuah daerah yang baru terbentuk, Kota Bima memiliki karakteristik perkembangan wilayah yaitu: pembangunan infrastruktur yang cepat, perkembangan sosial budaya yang dinamis, dan pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi.
Sudah 13 tahun ini Kota Bima dipimpin oleh seorang Walikota dengan peradaban Budaya Dou Mbojo yang sudah mengakar sejak jaman kerajaan hingga sekarang masih dapat terlihat dalam kehidupan masyarakat Kota Bima dalam kesehariannya. Baik sosial, Budaya dan Seni tradisional yang melekat pada kegiatan Upacara Adat, Prosesi Pernikahan, Khataman Qur’an, Khitanan dan lain-lain serta bukti-bukti sejarah Kerajaan dan Kesultanan masih juga dapat dilihat sebagai Situs, Kepurbakalaan dan bahkan menjadi Objek Daya Tarik Wisata yang ada di Kota Bima dan menjadi objek kunjungan bagi wisatawan lokal, nusantara bahkan mancanegara.
Sumber daya alam Kota Bima juga memiliki daya tarik tersendiri sebagai Obyek Daya Tarik Wisata karena letak Kota Bima berada di bibir Teluk yang sangat indah yang menawarkan berbagai atraksi wisata laut dan pantai seperti; berenang, berperahu, memancing, bersantai, melihat kehidupan masyarakat nelayan serta menikmati makanan khas desa tradisional nelayan. Disisi lain alam dan hutan serta hamparan sawah yang luas juga dapat dilihat di Kota Bima.
Suku asli masyarakat Kota Bima adalah suku Bima atau dikenal dalam bahasa lokal nya “Dou Mbojo” dengan mayoritas beragama islam dengan mata pencaharian nya Bertani, Bertenak, Melaut dan sebagian Pegawai Negeri Sipil. Salah satu ke-unikan Kota Bima adalah sebagian dari masyarakat nya juga berasal dari berbagai suku dan etnik di indonesia seperti; Jawa, Sunda, Timor, Flores, Bugis, Bajo, Madura, Sasak (Lombok), Bali, Minang dan Batak sehingga memberi warna tersendiri didalam keseharian mereka di Kota Bima (suku-suku ini selalu memeriahkan upacara dan pawai pada hari-hari besar di Kota Bima) dengan hidup berdampingan secara rukun dan damai serta suasana kondusif.


sumber: http://bimakota.go.id/post/read/24/SEJARAH-KOTA-BIMA